Sekian lama aku takut berhadap dengan malam.
bukan kerna gelapnya, kerna aku tenang dalam gelapnya.
bukan jua kerna sepinya, kerna aku senang bersama sepinya.
Tapi, kerna BULAN.
Bulan yang selalu mencerminkan bayang.
Bayang semalam yang ku lepaskan pergi,
yang ku lari tanpa tahu apa alasannya.
Maaf pun tidak lagi bererti.
Buat BULAN bercahayalah kembali.
Usah penduli aku di sini.
Wednesday, November 5, 2014
Monday, September 15, 2014
Sang Mentari Itu
saat bulan melepaskan malam pergi,
rasa itu tiada berganti,
walau seindah manapun mentari hadir.
sinar mentari hari pun,
belum mampu menjemput senyum sang bulan.
dan saat mentari mengundur diri,
bunga kembali mekar di hati bulan,
yang merindui malam.
lalu dibalik senja mentari tersenyum kelat.
mentari sedar,
hanya mampu melihat dikejauhan,
sang bulan menari gembira bertemankan malam.
akurnya mentari yang membakar diri,
menyuluh bulan bercahya berseri,
walau tanpa bulan sedari,
sang mentari itu sepi sendiri.
rasa itu tiada berganti,
walau seindah manapun mentari hadir.
sinar mentari hari pun,
belum mampu menjemput senyum sang bulan.
dan saat mentari mengundur diri,
bunga kembali mekar di hati bulan,
yang merindui malam.
lalu dibalik senja mentari tersenyum kelat.
mentari sedar,
hanya mampu melihat dikejauhan,
sang bulan menari gembira bertemankan malam.
akurnya mentari yang membakar diri,
menyuluh bulan bercahya berseri,
walau tanpa bulan sedari,
sang mentari itu sepi sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)