Monday, September 15, 2014

Sang Mentari Itu

saat bulan melepaskan malam pergi,
rasa itu tiada berganti,
walau seindah manapun mentari hadir.

sinar mentari hari pun,
belum mampu menjemput senyum sang bulan.

dan saat mentari mengundur diri,
bunga kembali mekar di hati bulan,
yang merindui malam.
lalu dibalik senja mentari tersenyum kelat.

mentari sedar,
hanya mampu melihat dikejauhan,
sang bulan menari gembira bertemankan malam.

akurnya mentari yang membakar diri,
menyuluh bulan bercahya berseri,
walau tanpa bulan sedari,
sang mentari itu sepi sendiri.